waktu demi waktu tak terasa kita sudah masuk di tahun 2016...kalau ingat jaman ternate jaman dulu suasana masih asri..lingkungan masih bagus...tapi dijaman 1920-1945 bangsa portugis,belanda jepang,australia sudah masuk di tempat kelahiran kita...coba keliling ternate pasti ada peninggalan peninggalan bersejarah dimulai dari benteng yang hampir mengelilinggi kota ternate.....kalau tong batannya orang tua tua dulu dong carita banya skali mengenai sejarah ternate deng tong pe kedaton
ternate di tahun tempo dul kan menjadi incaran bangsa eropa karena kaya dengan rempah rempah, terjadi peperangan antara bangsa portugis dengan belanda, tapi untung di negeri ini su ada kerajaan kesultanan ternate...sehingga bisa melawan penjajahan
sebelum islam masuk di ternate sudah ada 4 kelompok masyarakat yang mendiami di kota ternate yaitu:
ternate di tahun tempo dul kan menjadi incaran bangsa eropa karena kaya dengan rempah rempah, terjadi peperangan antara bangsa portugis dengan belanda, tapi untung di negeri ini su ada kerajaan kesultanan ternate...sehingga bisa melawan penjajahan
sebelum islam masuk di ternate sudah ada 4 kelompok masyarakat yang mendiami di kota ternate yaitu:
1.Tubo, (yang mendiami kawasan puncak/lereng sebelah utara Ternate)
2. Tobona, (yang mendiami kawasan lereng sebelah selatan di Foramadiahi).
3. Tabanga, (yang mendarat kawasan pantai bagian utara) dan
4. Toboleu. (yang menempati kawasan pesisir pantai timur di Ternate)
Dalam sejarah kepemimpinan/pemerintahan di Ternate, selain dipimpin oleh para Kolano/Sultan sebanyak 48 orang Raja Ternate, masyarakat Ternate pernah diperintah oleh pejabat penguasa asing yang berkedudukan di Ternate, tercatat sebanyak 20 orang pejabat Gubernur Portugis (1512-1574), 7 orang pejabat sebagai Residen perwakilan Inggris di Ternate (1797-1815), 53 orang pejabat Gubernur VOC untuk wilayah Maluku yang berkedudukan di Ternate, dan lebih dari 28 orang pejabat Residen Pemerintah Kerajaan Belanda yang juga berkedudukan di Ternate. (Sumber; F.S.A. de Clerq).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar