Ternate di Provinsi Maluku Utara mempunyai nilai sejarah dijaman Masuk Islam Hingga Rempah rempah yang mendunia waktu jaman dahulu...tapi tahuka kamu bahwa nama ternate ada juga di filipina! kok bisa ? pasti banyak pertanyaan tentang ini,apa ada hubungan ternate dengan filipina
Ternate didirikan oleh orang-orang Mardica, yakni salah satu suku Melayu yang berasal dari Pulau Ternate yang dibawa oleh Spanyol ke Filipina untuk melawan bajak laut Limahong dari Tiongkok meskipun ancaman terbukti tidak ada.
Menurut sensus tahun 2007, Ternate berpenduduk 20.457 jiwa, lebih banyak 3.278 jiwa (19,1%) dari sensus sebelumnya (2000). Pertumbuhan tahunan rata-rata berkisar sekitar 2,44%, lebih besar dari rerata tahunan nasional pada masa itu (2,04%). Dibandingkan dengan sensus tahun 1995, jumlah penduduk Ternate telah meningkat 6.221 jiwa (43,7%).
Kepadatan penduduk Ternate pada sensus terakhir adalah 341,3 jiwa per km².
Kesultanan Ternate atau juga dikenal dengan Kerajaan Gapi adalah salah satu dari 4 kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara. Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-17. Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya. Pada masa jaya kekuasaannya membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan Filipina hingga sejauh Kepulauan Marshall di Pasifik.
sekitar tahun 2013 alm.mudaffar sjah (sultan Ternate) pernah diundang sebagai tamu khusus dalam suatu acara di ternate filipina
Di Ternate sejak awal abad ke-17 terdapat Kristen pribumi (Mestizos) atau disebut “Eropa kulit hitam”, mencakup seluruh orang pribumi beragama Kristen Katolik termasuk berbagai bangsawan Ternate yang konversi agama Kristen dan kebudayaannya mengikuti pola budaya Eropa (Portugis/ Spanyol juga di sebutkan Belanda). “Mestizos” adalah nama yang diberikan oleh orang Melayu untuk orang Kristen keturunan Portugis yang berbicara menggunakan bahasa Melayu. (Bandingkan juga dengan karya; Andaya, 1993; Wallace, 1871). Dan bermukim di sekeliling benteng Portugis di wilayah Ternate dan Tidore. Ketika benteng Portugis di Tidore jatuh di tahun 1605, Belanda mengirim pergi masyarakat Portugis yang berjumlah 400 orang menuju Manila. (Fraassen, 1987)
Dapat dipastikan sebagian kelompok Prtugis, mestizos, mardika, dan inlandse christenen dari Tidore pergi menuju Manila di tahun 1605 dan kemudian akan kembali lagi ke Maluku di tahun 1606 bersama dengan Spanyol, sehingga masyarakat Kristen Spanyol di Ternate dari periode 1606-1663 hampir seluruhnya adalah berasal dari masyarakat lokal (Maluku). Pada kenyaataannya, Spanyol juga membawa serta penduduk Pampango atau orang Pampang, dimana mereka merupakan masyarakat bebas dari daerah sebelah utara Manila yang telah dibaptis dan mereka bermukim di wilayah mardjiker yang diperkuat Gam-ma-lamo.
Ternate didirikan oleh orang-orang Mardica, yakni salah satu suku Melayu yang berasal dari Pulau Ternate yang dibawa oleh Spanyol ke Filipina untuk melawan bajak laut Limahong dari Tiongkok meskipun ancaman terbukti tidak ada.
Menurut sensus tahun 2007, Ternate berpenduduk 20.457 jiwa, lebih banyak 3.278 jiwa (19,1%) dari sensus sebelumnya (2000). Pertumbuhan tahunan rata-rata berkisar sekitar 2,44%, lebih besar dari rerata tahunan nasional pada masa itu (2,04%). Dibandingkan dengan sensus tahun 1995, jumlah penduduk Ternate telah meningkat 6.221 jiwa (43,7%).
Kepadatan penduduk Ternate pada sensus terakhir adalah 341,3 jiwa per km².
Kesultanan Ternate atau juga dikenal dengan Kerajaan Gapi adalah salah satu dari 4 kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara. Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-17. Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya. Pada masa jaya kekuasaannya membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan Filipina hingga sejauh Kepulauan Marshall di Pasifik.
sekitar tahun 2013 alm.mudaffar sjah (sultan Ternate) pernah diundang sebagai tamu khusus dalam suatu acara di ternate filipina
Di Ternate sejak awal
abad ke-17 terdapat Kristen pribumi (Mestizos) atau disebut “Eropa kulit
hitam”, mencakup seluruh orang pribumi beragama Kristen Katolik
termasuk berbagai bangsawan Ternate yang konversi agama Kristen dan
kebudayaannya mengikuti pola budaya Eropa (Portugis/ Spanyol juga di
sebutkan Belanda). “Mestizos” adalah nama yang diberikan oleh orang
Melayu untuk orang Kristen keturunan Portugis yang berbicara menggunakan
bahasa Melayu. (Bandingkan juga dengan karya; Andaya, 1993; Wallace,
1871). Dan bermukim di sekeliling benteng Portugis di wilayah Ternate
dan Tidore. Ketika benteng Portugis di Tidore jatuh di tahun 1605,
Belanda mengirim pergi masyarakat Portugis yang berjumlah 400 orang
menuju Manila. (Fraassen, 1987)
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/irfanahmad.com/kampung-ternate-di-negara-filipina_54f68fb8a3331157178b4f67
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/irfanahmad.com/kampung-ternate-di-negara-filipina_54f68fb8a3331157178b4f67
Di Ternate sejak awal
abad ke-17 terdapat Kristen pribumi (Mestizos) atau disebut “Eropa kulit
hitam”, mencakup seluruh orang pribumi beragama Kristen Katolik
termasuk berbagai bangsawan Ternate yang konversi agama Kristen dan
kebudayaannya mengikuti pola budaya Eropa (Portugis/ Spanyol juga di
sebutkan Belanda). “Mestizos” adalah nama yang diberikan oleh orang
Melayu untuk orang Kristen keturunan Portugis yang berbicara menggunakan
bahasa Melayu. (Bandingkan juga dengan karya; Andaya, 1993; Wallace,
1871). Dan bermukim di sekeliling benteng Portugis di wilayah Ternate
dan Tidore. Ketika benteng Portugis di Tidore jatuh di tahun 1605,
Belanda mengirim pergi masyarakat Portugis yang berjumlah 400 orang
menuju Manila. (Fraassen, 1987)
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/irfanahmad.com/kampung-ternate-di-negara-filipina_54f68fb8a3331157178b4f67
lanjut cerita: Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/irfanahmad.com/kampung-ternate-di-negara-filipina_54f68fb8a3331157178b4f67
Di Ternate sejak awal abad ke-17 terdapat Kristen pribumi (Mestizos) atau disebut “Eropa kulit hitam”, mencakup seluruh orang pribumi beragama Kristen Katolik termasuk berbagai bangsawan Ternate yang konversi agama Kristen dan kebudayaannya mengikuti pola budaya Eropa (Portugis/ Spanyol juga di sebutkan Belanda). “Mestizos” adalah nama yang diberikan oleh orang Melayu untuk orang Kristen keturunan Portugis yang berbicara menggunakan bahasa Melayu. (Bandingkan juga dengan karya; Andaya, 1993; Wallace, 1871). Dan bermukim di sekeliling benteng Portugis di wilayah Ternate dan Tidore. Ketika benteng Portugis di Tidore jatuh di tahun 1605, Belanda mengirim pergi masyarakat Portugis yang berjumlah 400 orang menuju Manila. (Fraassen, 1987)
Dapat dipastikan
sebagian kelompok Prtugis, mestizos, mardika, dan inlandse christenen
dari Tidore pergi menuju Manila di tahun 1605 dan kemudian akan kembali
lagi ke Maluku di tahun 1606 bersama dengan Spanyol, sehingga masyarakat
Kristen Spanyol di Ternate dari periode 1606-1663 hampir seluruhnya
adalah berasal dari masyarakat lokal (Maluku). Pada kenyaataannya,
Spanyol juga membawa serta penduduk Pampango atau orang Pampang, dimana
mereka merupakan masyarakat bebas dari daerah sebelah utara Manila yang
telah dibaptis dan mereka bermukim di wilayah mardjiker yang diperkuat
Gam-ma-lamo. Pada
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/irfanahmad.com/kampung-ternate-di-negara-filipina_54f68fb8a3331157178b4f67
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/irfanahmad.com/kampung-ternate-di-negara-filipina_54f68fb8a3331157178b4f67
Di Ternate sejak awal
abad ke-17 terdapat Kristen pribumi (Mestizos) atau disebut “Eropa kulit
hitam”, mencakup seluruh orang pribumi beragama Kristen Katolik
termasuk berbagai bangsawan Ternate yang konversi agama Kristen dan
kebudayaannya mengikuti pola budaya Eropa (Portugis/ Spanyol juga di
sebutkan Belanda). “Mestizos” adalah nama yang diberikan oleh orang
Melayu untuk orang Kristen keturunan Portugis yang berbicara menggunakan
bahasa Melayu. (Bandingkan juga dengan karya; Andaya, 1993; Wallace,
1871). Dan bermukim di sekeliling benteng Portugis di wilayah Ternate
dan Tidore. Ketika benteng Portugis di Tidore jatuh di tahun 1605,
Belanda mengirim pergi masyarakat Portugis yang berjumlah 400 orang
menuju Manila. (Fraassen, 1987)
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/irfanahmad.com/kampung-ternate-di-negara-filipina_54f68fb8a3331157178b4f67
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/irfanahmad.com/kampung-ternate-di-negara-filipina_54f68fb8a3331157178b4f67
Dapat dipastikan sebagian kelompok Prtugis, mestizos, mardika, dan inlandse christenen dari Tidore pergi menuju Manila di tahun 1605 dan kemudian akan kembali lagi ke Maluku di tahun 1606 bersama dengan Spanyol, sehingga masyarakat Kristen Spanyol di Ternate dari periode 1606-1663 hampir seluruhnya adalah berasal dari masyarakat lokal (Maluku). Pada kenyaataannya, Spanyol juga membawa serta penduduk Pampango atau orang Pampang, dimana mereka merupakan masyarakat bebas dari daerah sebelah utara Manila yang telah dibaptis dan mereka bermukim di wilayah mardjiker yang diperkuat Gam-ma-lamo.
4 komentar:
coba tulis
coba
Bangga hehehe
Oh ternyata seperti itu ya.. mantap info nya sagat bermanfaat. terimakasih. suba joo
Posting Komentar